Sabtu, 19 Desember 2009

Ajari Aku Sindu

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu, tampak ketakutan air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India = curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata:
“Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.”

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata:
“Boleh ayah akan aku makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan aku habiskan, tapi aku akan minta…” agak ragu2 sejenak… “….akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku? ”

Aku menjawab: “Oh, pasti sayang”.

Sindu: “Betul ayah?”

“Yah pasti..” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan.
Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, “janji” kata istriku.

Aku sedikit khawatir dan berkata:
“Sindu, jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu: “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang2 mahal kok.”

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya..

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya.

Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin pada hari Minggu!

Istriku spontan berkata: “Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!”

Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk: “Sindu, kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.”

Tapi Sindu tetap dengan pilihannya: - “Tidak ada ‘yah, tak ada keinginan lain.”

Aku coba memohon kepada Sindu:
- “Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami!”

Sindu, dengan menangis, berkata:
- “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan aku. Kenapa ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral,
bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya raja real memberikan tahta, kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku: - “Janji kita harus ditepati..”

Secara serentak istri dan ibuku berkata: - “Apakah aku sudah gila?”

Aku: “Tidak, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.

Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak: “Sindu, tolong tunggu saya.”

Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki2 itu botak, aku berpikir mungkin “botak” model jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata:
“Anak anda, Sindu, benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia.”

Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku melihat air matanya mulai meleleh dipipinya:
“Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena chemotherapy kepalanya menjadi botak, jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh teman2 sekelasnya. Nah, minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya, saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan, mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih!

Benih

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu. Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?" "Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini." Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah? Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara. "Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil.
Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini.
Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama. Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar." "Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran." Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Kamis, 03 September 2009

Enam Perusak Ukhuwah


Mengingat kedudukan ukhuwah islamiyah yang sedemikian penting, maka memeliharanya menjadi sesuatu yang amat ditekankan. Disamping harus mengecek kebenaran suatu berita buruk yang menyangkut saudara kita yang muslim, ada beberapa hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah bisa tetap terpelihara. Allah swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [QS Al-Hujurat (49): 11-12]


Dari ayat di atas, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terpelihara:

Pertama, memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan. Manakala kita tidak suka diolok-olok, maka janganlah kita memperolok-olok, apalagi belum tentu orang yang kita olok-olok itu lebih buruk dari diri kita.


Kedua, mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar. Manusia yang suka menghina berarti merendahkan orang lain, dan iapun akan jatuh martabatnya.


Ketiga, memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu. Orang yang pendek tidak mesti kita panggil si pendek, orang yang badannya gemuk tidak harus kita panggil dengan si gembrot, begitulah seterusnya karena panggilan-panggilan seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Memanggil orang dengan gelar sifat yang buruk juga tidak dibolehkan meskipun sifat itu memang dimilikinya, misalnya karena si A sering berbohong, maka dipanggillah ia dengan si pembohong, padahal sekarang sifatnya justru sudah jujur tapi gelar si pembohong tetap melekat pada dirinya. Karenanya jangan dipanggil seseorang dengan gelar-gelar yang buruk.


Keempat, berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad). Akibatnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenimatan atau keberhasilan. Sikap seperti harus dicegah karena akan menimbulkan sikap-sikap buruk lainnya yang bisa merusak ukhuwah islamiyah.


Kelima, mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini karena memang tidak ada perlunya bagi kita, mencari kesalahan diri sendiri lebih baik untuk kita lakukan agar kita bisa memperbaiki diri sendiri.


Keenam, bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka bila hal itu diketahui orang lain, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak membicarakannya.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika ukhuwah islamiyah kita dambakan perwujudannya, maka segala yang bisa merusaknya harus kita hindari. Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa merasakan manfaatnya bukan hanya sesama kaum muslimin, tapi juga umat manusia dan alam semesta, karena Islam merupakan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Karenanya mewujudkan ukhuwah Islamiyah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini.

Rabu, 20 Mei 2009

Hukumnya Mengambil Sisa Surplus Anggaran Acara



Assalamu'alaikum wr wb:"Temen-temen FOSMEK'06 semua... perna nyadar gak sih klo kita ngadain acara baik itu di Kampus atau pelbagai event lainya yang kita bikin sometimes di akhir evaluasi nasih ada surplus dari anggaran biaya yang direncanakan. Nah, terus gimana sih hukumnya klo kita ikutan ngeraup tu sisa anggaran buat kita selaku panitianya yang udah "berdarah darah". Kadang kita gak nyadar juga malah masuk ke kantong kita klo kita misalnya di kasih anggaran buat masukin proposal ke sebuah perusahaan sebagai ongkos jalannya end ternyata masih nyisa tuh ada yang tau gak gimana hukumnya???.

Nah aa, teteh semua na disini ngges dibedah kumaha teh hukumna mendet uang sisa surplus anggaran tu
sok atuh ditongkrongin weh pembahasan na..

Deskripsi Masalah:
Ketika dalam suatu kepanitiaan membentuk anggaran untuk operasional acara, maka dana yang dianggarkan haruslah sesuai dengan pengeluaran yang dibutuhkan. Dalam istilah sederhana, tidak ada surplus maupn defisit. Namun seringkali dalam pelaksanaannya ketika menganggarkan dana, jumlah yang dicantumkan di-mark up untuk menghindari penyusutan. Akibatnya, di akhir masa kepanitiaan tersebut masih ada surplus dana anggaran. Maka selanjutnya timbul pertanyaan:

1. Bagaimana status kepemilkan atas dana surplus tersebut?

2. Bolehkah menggunakan dana tersebut untuk kepentingan panitia, diluar kegiatan yang dianggarkan?



Pembahasan:


1. Status surplus anggaran tersebut adalah milik organisasi. Karena panitia atau pengurus hanya berlaku sebagai wali yang bertindak atas nama organisasi tersebut.. Namun jika dalam proposal tersebut dijelaskan bahwa surplus anggaran akan digunakan untuk kepentingan panitia, maka surplus anggaran menjadi milik panitia, sehingga dia dapat menggunakannya untuk kepentingan panitia dengan bebas. Hal ini dikarenakan status sebuah dana yang dikumpulkan tergantung pada akad yang ada di dalam proposal yang diajukan.


2. Dalam masalah surplus anggaran yang merupakan milik organisasi, pengguanaan anggaran atau surplus anggaran oleh panitia atau pengurus harus berlandaskan kepada adanya sebuah kemaslahatan yang kembali kepada organisasi. Dengan demikian. penggunaan surplus anggaran untuk biaya makan bersama panitia misalnya diperbolehkan karana memiliki kemaslahatan bagi organisasi tersebut. Kemaslahatan tersebut adalah menumbuhkan loyalitas dan semangat baru panitia atau pengurus untuk bisa lebih memajukan organisasi yang dipegangnya. Namun, hal ini bukan berarti panitaia boleh menggunakan seluruh surplus anggaran untuk kepentingan mereka. Akan tetapi pengunaan yang diperbolehkan adalah sebatas kemaslahatan yang dapat dicapai. Selain itu, panitia yang disibukkan oleh kegiatan organisasi tersebut dapat meminta upah yang sewajarnya atas kinerjanya mengelola organisasi tersebut.

Referensi:

تصرف الولي فى مال القاصر مقيد بالمصلحة للمولى عليه. فلا يجوز مباشرة التصرفات الضارة ضررا محضا كهبة شيء من مال المولى عليه –الى ان قال- وله مباشرة التصرفات النافعة نفعا محضا كقبول الهبة والصدقة والوصية وكذا التصرفات المترددة بين الضرر والنفع كالبيع. ودليل هذا المبدأ قوله تعالى "ولا تقربوا مال اليتيم الا بالتي هي احسن" (الفقه الاسلامي وأدلته, ج., 7 ص. 705)

ليس لولس اخذ شيء من مال موليه ان كان غنيا مطلقا فان كان فقيرا او انقطع بسببه عن كسبه اخذ قدر نفقته-الى ان قال-وقيس بولي اليتيم فيما ذكر من جمع مالا لفك اسير اي مثلا فله ان كان فقيرا الاكل منه (فتح المعين: 75)

Selasa, 05 Mei 2009

SEMANGAT DONG!!!!

Assalamu'alaikum wr.wb :

"Shahabatku yang baik...

Semoga dihari yang indah ini, Allah swt memebrikan engkau sahahat, karunia berupa kesehatan dan kebahagian. Mudah-mudahan keinginan untuk bangkit, meraih cita-cita besar yang pernah engkau inginkan...segera engkau dekatkan diri kepada nya. Dengan bantuan Allah tentunya, ia menjadi mudah....jika pun ada kerikil dalam perjalanan mu. itu hanyalah Vitamin pembangkit semangat, untuk lebih berhasil...


Kekeliruan terbesar bagi orang-orang bermimpi disebabkan melemahkan hasrat untuk menyatu dengan mimpinya. Bisa jadi terlena dengan kemanisan dan keindahan kehidupan mimpi orang lain. Atau mulai hilang keyakinan akan pencapaian. Perlu kita sadari, tiada yang mustahil dikehidupan ini. Karena bagi Allah sang Penjadi...amatlah Mudah bagi Nya menjadi kan orang mati untuk hidup kembali...


Masa-masa hilang semangat seperti engkau rasakan sekarang, pernah juga aku Alami. Rasanya tubuh ini tidak ada gairah untuk bekerja. Tangan ini mungkin menbuka inbox, phonebook (nomor) di HP yang bisa dipantau dari jauh, usaha yang kau kerjakan. Tapi entah kenapa, jangankan untuk sms butuh tarian jari yang lama. Untuk menekan tombol cepat kenomor yang ditujupun, berat rasanya.

Saat itu..duduk diam adalah kenikmatannya. Lemas barangkali shahabat terdekat, yang terus menyatu. Tapi sungguh sebenarnya. didalam dada terus bergejolak. Seakan ia ingin keluar dan lepas. ia mau sekali mendapatkan hasratnya. Namun apa daya. Tubuh ini hanya bisa diam, duduk mendalam sofa empuk itu...


Shahabatku yang baik...

Cobalah engkau buka kembali tulisan dan goresan imipianmu yang penuh emosi itu. Dimana engkau ukir disana dengan cinta amat dalam. Bukankah engkau telah berjanji untuk meraihnya ? Mimpi yang sangat besar, didalamnya engkau titipkan kebahagian hidup mu. Baca kembali perlahan-lahan, sehingga engkau merasakan sama persis gejolak emosi yang membara. Sehingga membakar tubuhmu untuk bangkit dan berkata... "Aku tidak boleh diam..Aku harus bangkit...Aku harus bergerak...Aku tidak rela mimpiku ditinggalkan oleh sang waktu..."


Aku sangat yakin teman. Didalam mimpimu terdapat butiran-butiran mimpi orang yang kau kasihi. Sehingga, Lemahnya dirimu sama maknanya melelapkan harapan mereka. Ingatlah kembali orang-orang yang kau bawa dalam Keinginanmu.


Disaat engkau duduk, kakimu tak berdaya menjejakkan sejarah di jagat raya. Kenanglah kembali, tatap wajah mereka dengan sangat jelas. Perhatikan rupanya yang cantik, anggun dan penuh wibawa. Kini mulai meredup. Bahkan mungkin diwajahnya dihampiri oleh beningan air mata. Samkin lama engkau terduduk diam... semakin deras arus nya.


Bangkitlah shahabat. Bendungi arus air matanya. Gapailah cita-citamu, Penuhilah suara didalam dirimu. Sehingga ia mengaliri semangat membara dan menggetarkan jasadmu. Sebagai pengakhir silaturahim ini. biarkan aku mengutip, petuah bijak Bapak Mario Teguh...


Kita menjadi apa yang kita lakukan. Maka lakukanlah yang penting. Seorang yang menjual, menjadi penjual. Seorang yang melukis, menjadi pelukis. Dan, seorang yang mengupayakan agar orang lain mencapai kualitas hidup yang lebih baik, akan menjadi pemimpin. Pilihlah dengan cermat apa yang Anda lakukan, karena itulah jadinya Anda nanti. Lakukanlah sesuatu yang bernilai, hanya karena itulah Anda akan menjadi seorang yang bernilai.


Jangan menunda. Segeralah sambut kesempatan baik pertama yang datang hari ini. Lebih baik gagal mengupayakan sesuatu yang baik, dari pada berhasil tidak melakukan apa pun. Mohon diingat bahwa Anda hanya sebaik yang Anda lakukan. Jangan batasi kebaikan yang bisa Anda lakukan, karena itu akan membatasi kebesaran yang bisa Anda capai. Janganlah berkecil hati karena kurangnya kapasitas Anda untuk mencapai kemungkinan- kemungkinan Anda.


Dan Izinkan aku tutup dengan doa untuk mu. Semoga hari ini menjadi lebih baik dari kemarin. Penantian dan kesabaran menunggu terwujudnya mimpipmu, dibuahkan dengan keindahan dan kebahagian menjalani proses...

KUNJUNGI : yosimitsu.blogspot.com & lpiifeunri.socialgo.com

Kamis, 23 April 2009

ORCHESTRA SEMAPUT

OLEH : Yosi Kurnia. M




Awal Ramadhan..

Sahur.., sahur..!. Sahur.., sahur..!.
Ibu bangun ayo bangun, cepat masak untuk sahur..
Bapak bangun ayo bangun, Bantu ibu masak sahur..
Sayur asem, goreng tempe, pake bacem juga oke..

Kelotek tung teng.., kelotek tung teng
Kelotek tung teng.., kelotek tung teng

Terdengar nyanyian pengganggu tidur dari remaja mushola Al – falah di iringi bunyi alat musik semerawut yang sengaja di bikin ribut biar penduduk desa pada semaput alias bangun bin melek!.
Di setiap bulan Ramadahan, membangunkan orang sahur memang sudah jadi langganan ongge dan kawan – kawan. Tanpa mereka, bisa – bisa penduduk desa Rimbut bisa pada kesiangan alias gak sempet sahur!. Dengan modal ciut, nyanyian ribut dan alat musik yang semerawut pendududuk desa Rimbut memberi julukan "Orchestra Semaput" kepada ongge dan kawan – kawanya yang berwajah imut kayak semut tapi sering ke jedut!. Klop deh pokoknya.
Tapi jangan salah, walaupun dengan titel serba UT di atas, kehadiran orchestra semaput sangat din anti – nantikan penduduk desa rimbut terutama oleh ibu – ibu yang susah bangun pagi.



***



Malam ke dua belas Ramadhan..
Walaupun jama'ah shalat tarawih di mushola Al – falah semakin sepi, Orchestra Semaput masih tetap semangat membikin ribut. Soalnya, emang nggak ada hubungannya antara jama'ah sholat tarawih yang semakin sepi, dengan musik mereka yang ribut. Seperti biasanya. Setelah mereka bikin ribut, satu persatu rumah penduduk desa Rimbut pun menyala. Pertanda mereka telah bangun dari tidurnya.
" Hei.., coba liat rumah pak Toyek!", seru Sipai sambil menunjuk sebuah rumah yang lampunya belum menyala.
Ongge, Peyak, Kentung dan Umit pun spontan langsung mengarahkan pandanganya kea arah mana tangan Sipai menunjuk. Musik ribut pun berhenti.
" Eh iya, kok tumben ya!. Biasanya kalo kita udah bikin ribut pak Toyek pasti bangun!", kata Kentung menimpali.
" Coba kita lihat!", ajak Ongge. Lalu merekapun mendatangi rumah pak Toyek. Ketika sudah sampai di depan pintu rumah pak Toyek merekapun membuat koor salam.
" Assalamu'alaikum!", ucap mereka serempak. Namun tidak ada sahutan dari dalam rumah. Merekapun mengulanginya beberapa kali, tetap tidak ada jawaban!.
" Wah, kalo kayak gini caranya kita harus memainkan musik super ribut nih, biar pak Toyek bangun!", kata Ongge berapi api.
Oke deh, lanjuuuut..!!!".

Sahur.., sahur..!. Sahur.., sahur..!.
Ibu bangun ayo bangun, cepat masak untuk sahur..
Bapak bangun ayo bangun, bantu ibu masak sahur..
Sayur asem, goreng tempe, pake bacem juga oke..

Kelotek tung teng.., kelotek tung teng
Kelotek tung teng.., kelotek tung teng

Namun setelah berulang ulang mereka bikin musik Super Ribut, lampu rumah pak Toyek tetap tidak menyala. Akhirnya merekapun berhenti karena kelelahan.
" Wah, jangan – jangan terjadi sesuatu nih dengan pak Toyek!", kata Umit menduga – duga.
" Iya, bagaimana kalau kita laporkan hal ini sama pak lurah?", usul Sipai.
" Oke, kita ke sana sekarang!", kata Ongge mantap.
Setelah sampai di rumah pak lurah, merekapun langsung melaporkan hal itu.
" Pak lurah, gawat!", kata Ongge dengan wajah cemas.
" Gawat kenapa ngge?", tanya pak lurah penasaran.
" Begini pak, tadikan kami udah bikin ribut nih keliling kampung. Dan seperti biasanya, kalo kami uda bikin ribut begitu, para penduduk langsung bangun dan lampu – lampu rumah merekapun di nyalain. Tapi tadi kami liat, lampu di rumah pak toyek gak menyala.Terus kami datangin rumahnya, tapi setelah kami ngucapin salam berulang –ulang dengan suara yang keras lampu rumah pak toyek tetap gak nyala!. Nah, terus kami mainkan lagi musik super ribut, tapi lampu rumah pak toyek gak nyala – nyala juga!".
" Iya pak, kami menduga terjadi apa – apa dengan pak toyek. Makanya kami ngelapor sama pak lurah!", kata umit meyakinkan.
" Wah, bapak salut sama kalian semua. Ternyata kalian punya jiwa sosial yang tinggi!"' puji pak lurah. Mendengar pujian itu, ongge, peyak, kentung, sipai dan umitpun hidungya mekar kayak terigu cakra kembar!.
" Tapi kalian tau gak, kenapa lampu di rumah pak toyek gak nyala – nyala?", tanya pak lurah
" Emang kenapa pak?", tanya ongge mewakili rasa penasaran eman – temannya.
" Gini lho ngge. Tadi siang pak toyek tu pamitan sama bapak, katanya dia mau pulang ke rumah orang tuanya. Makannya walaupun kalian udah ngeluarin musik super ribut rumahnya tetap gelap!"
Lho kok???.
" Psss…!!!", kontan terigu cakra kembar yang sudah sempat mekar tadipun kempes lagi.!!!

***

Akhir Ramadhan…
Seperti biasanya, sebelum membuat ribut, para personil orchestra semaput berkumpul di mushola Al – falah. Ongge si pemukul kentong plus ketua orchestra semaput, peyak si penggetok kaleng, kentung si penabuh galon dan sipai si penggebuk wajan sudah berkumpul sejak jam dua tadi. Wajah mereka tampak kesal!. Bagaimana tidak kesal?. Sudah jam dua lewat lima belas menit begini, umit si penokok periuk belum datang – datang juga. Padahal biasanya, jam dua lewat satu menit mereka sudah mulai berkeliling kampung!. Ongge yang di tunjuk sebagai ketua orchestra semaput tampak gelisah, dari tadi dia sibuk mondar - mandir kayak setrikaan. Sementara itu, peyak yang juga gelisah mengatasi kegelisahannya dengan menarik – narik sarungnya yang kedodoran.
" Tung, kemana sih tu anak?. Jam segini kok belum datang – datang juga?", tanya peyak kepada kentung sambil menarik sarungnya yang barusan kedodoran lagi. Kentung yang sedang berusaha keras untuk membuat hidungnya mancung dengan memencet – mencet hidungnya yang pesek pun menjawab.
" Mana ane tempe, tanya aja sama toge, barang kali tahu!".
" Ah.., ente tung. Di Tanya bener – bener jawabnya malah lauk - pauk!", kata peyak kesal.
" Emang uda gak sabar tu si kentung pengen sahur!", celetuk sipai. "Coba ente tanya sama ketua!", kata sipai lagi.
Peyak pun menghampiri ongge yang masih kayak setrikaan!
" Ngge, peyak kemana?. Tu anak kenapa belum nongol – nongol juga?", tanya peyak kepada kongge.
" Ane juga gak tau yak!. Biasanya sih tuh anak gak pernah telat!", jawab ongge tanpa menghentikan aktifitas setrikaannya itu.
" Uda hampir setengah tiga nih!. Ntar kita telat ngebangunin penduduk!", kata kentung mengingatkan.
" Jangan – jangan dia masih molor lagi!", celetuk sipai.
" Bener juga ente pai, jangan – jangan dia emang masih molor!", kata kentung menimpali.
" Wah, kebangetan bener tuh anak!. Kita uda nunggu sampe karatan gini, dia malah enak – enakan molor di rumah!", kata peyak geram.
Ongge yang dari tadi masih mondar – mandir pun menghentikan aktifitas setrikaannya itu. Lalu dia pun berkata,
" Kalian ni pada ngomong apa sih?. Jangan su'udzon gitu sama sodara!. Iget, sekarang ni bulan Ramadhan. Emosi kudu di jaga!".
" Bukannya gitu ngge, kita ni uda nungguin dia dari tadi!. Tapi sampe karatan gini tuh anak belum nongol – nongol juga!", kata peyak mewakili teman – temannya melakukan pembelaan diri.
" Iya, ane ngerti!. Kalian pasti merasa terzholimi dengan keterlambatan dia. Tapi biar bagaimanapun juga, dia tetap sodara kita!. Kita harus tetap berhusnudzon sama dia!", kata ongge mencoba memberi pengertian kepada treman – temannya.
" Terus kita mesti gimana?", Tanya sipai.
" Gimana kalo kita datang ke rumah umit?. Kita buktiin semua yang kalian tuduhkan sama dia tadi!", usul ongge.
" Yup la, ane setuju!", kata kentung semangat.
" Ane juga setuju!", kata sipai mantap.
" Ente gimana yak?", tanya ongge kepada peyak yang dari tadi belum memberikan tanggapan.
" Oke, siapa takut!", jawab peyak yakin.
Setelah semua sepakat, merekapun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah umit. Akan tetapi baru saja tujuh langkah melangkah, si umit sudah nongol di depan mereka.
" Assalamu'alaikum!", sapa umit ramah.
" Wa'alaikummus salam!", jawab peyak, kentung dan sipai dengan nada kesal. Kecuali ongge yang menjawab dengan lembut. Maklum deh ketua, mesti bijaksana dalam segala suasana!.
" Sory ya, ane telat!", kata umit dengan senyuman termanisnya.
" Ente sekate – kate!. Orang udah nunggu sampe karatan gini!. Ente dari mana aja sih?", semprot peyak.
" Iya. Sory.., sory.., ane emang salah!", kata umit masih dengan senyuman termanisnya. Walaupun teman – temannya pada cemberut dengan rambut kusut dan jidat berkerut plus omelan yang ceprat – ceprut, si umit tetap kiut dengan senyumannya yang imut. Inilah kelebihan si umit. Kalo soal senyum – senyum, emang dia jagonya!."Gara – gara ini ni!", kata umit lagi sambil menunjukkan periuknya yang gosong.
" Maksud ente apa mit?", tanya ongge penasaran.
" Gini ngge, ane tu telat karna periuk ini di pake sama ibu ane buat masak nasi. Soalnya periuk yang satu lagi bocor karna jatuh di senggol sama si burik. Jadi ane mesti nungguin ibu ane sampe selesai masak. Makannya lama. Kalo gak percaya pegang aja ni periuk, masih anget!", kata umit sambil menyodorkan periuknya. Peyak, kentung dan sipai pun segera memegang periuk itu. Bahkan karena penasaran ongge yang sebenarnya sudah percaya dengan perkataan umit tadi ikut memegang periuk itu.
" Iya, masih anget!", kata kentung membenarkan perkataan umit tadi. Sementara ongge, peyak dan sipai tidak berkomentar apa – apa, mereka hanya menganggukkan kepala.
" Nah, sekarang semuanyakan udah jelas. Ternyata apa yang kalian tuduhkan kepada umit tadi nggak bener. Sekarang cepat minta maaf sama umit!", suruh ongge kepada peyak kentung dan sipai. Peyak mendahului mnyalami tangan umit.
" Maafin ane ya mit, ane uda nuduh yang nggak – nggak!", kata peyak menyesal. Lalu peyakpun merangkul sobat karibnya itu.
" Maafin ane juga ya yak, uda bikin kalian kesel!", kata umit. Kentung dan sipaipun melakukan hal yang sama. Mereka saling bersalaman, mengucap maaf dan berpelukan..!!!. Mirip teletubies!.
" Ya uda, ane harap ini terakhir kalinya kita kayak gini. Lain kali, kita harus selalu ber husnudzon sama saudara kita. Nah sekarang, ayo kita bikin ribut lagi!", kata ongge semangat.
" Ocre bos!", jawab Peyak, Kentung , Sipai dan Umit serentak.

Sahur.., sahur..!. Sahur.., sahur..!.
Ibu bangun ayo bangun, cepat masak untuk sahur..
Bapak bangun ayo bangun, Bantu ibu masak sahur..
Sayur asem, goreng tempe, pake bacem juga oke..

Kelotek tung teng.., kelotek tung teng
Kelotek tung teng.., kelotek tung teng

***

Ramadhan pun pergi..
Malam ini, para personil orchestra semaput berkumpul di mushola Al - falah. Bukan untuk membangunkan orang sahur, akan tetapi untuk merayakan kemenangan atas perjuangan selama di bulan Ramadhan.
" Yaah, ramadhan telah pergi nih. Pensiun dong kita!", kata kentung lesu.
" Iya tung, ane sedih ni!", kata sipai.
" Uda deh jangan sedih gitu, kan masih ada ramadhan besok!", kata ongge mencoba menghibur.
" Itukan kalo kita masih hidup, kalo umur kita cuma sampe besok pagi gimana?",tanya Umit.
" Yaa.., kita berdo'a aja deh!. Supaya Allah ngasih kita umur yang panjang. Biar kita masih bisa bikin ribut lagi!!", jawab Ongge mantap. Lalu merekapun saling berangkulan dan berdoa..

Ya Allah, panjangkanlah umur kami, dan pertemukanlah lagi kami dengan bulan suci – MU, bulan ramadhan.., bulan yang penuh berkah dan ampunan… (Amin.).


***

SELESAI

Minggu, 19 April 2009

Andai aku seperti sirup

(oleh : Bunaya Safitri dari UNJ / nayah_izzati@yahoo.com)





Tak ada yang lebih gusar melebihi makhluk Allah yang bernama gula pasir. Pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini membandingkan dirinya dengan makhluk sejenisnya yang bernama sirup.

Masalahnya sederhana. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak dihargai manusia. Dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak menyebut-nyebut dirinya dalam campuran teh dan gula itu. Manusia cuma menyebut, "Ini teh manis." Bukan teh gula. Apalagi teh gula pasir.

Begitu pun ketika gula pasir dicampur dengan kopi panas. Tak ada yang mengatakan campuran itu dengan ?kopi gula pasir?. Melainkan, kopi manis. Hal yang sama ia alami ketika dirinya dicampur berbagai adonan kue dan roti.
Gula pasir merasa kalau dirinya cuma dibutuhkan, tapi kemudian dilupakan. Ia cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiaannya, dan perannya yang begitu besar sehingga sesuatu menjadi manis. Berbeda sekali dengan sirup.

Dari segi eksistensi, sirup tidak hilang ketika bercampur. Warnanya masih terlihat. Manusia pun mengatakan, "Ini es sirup." Bukan es manis. Bahkan tidak jarang sebutan diikuti dengan jatidiri yang lebih lengkap, "Es sirup mangga, es sirup lemon, kokopandan," dan seterusnya.
Gula pasir pun akhirnya bilang ke sirup, "Andai aku seperti kamu."

Sosok gula pasir dan sirup merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk umat. Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk diakui, dihargai, bahkan disebut-sebut namanya sebagai yang paling berjasa. Persis seperti yang disuarakan gula pasir. Kalau saja gula pasir paham bahwa sebuah kebaikan kian bermutu ketika tetap tersembunyi. Kalau saja gula pasir sadar bahwa setinggi apa pun sirup dihargai, toh asalnya juga dari gula pasir.
Kalau saja gula pasir mengerti bahwa sirup terbaik justru yang berasal dari gula pasir asli. Kalau saja para penggiat kebaikan memahami kekeliruan gula pasir, tidak akan ada ungkapan, "Andai aku seperti sirup!"

wallahu?alam?

KUNJUNGI : yosimitsu.blogspot.com
lpiifeunri.socialgo.com

8 KEBOHONGAN IBU




Assalaamu'alaikum wr. wb :

Teman2 sekalian, buat renungan doang nih, Insya Allah bermanfaat, amien...


" Seumur hidup kita menggendong orangtua di pundak kita, tidak akan bisa membalas jasa-jasa orang tua kita "


Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya.

Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :

"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata :

"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA


Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.

" Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"
---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA


Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum.

Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT


Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,

Ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KELIMA


Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut.

Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KEENAM


Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku :

"Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH


Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :

"Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGA N IBU
YANG KEDELAPAN.


Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih Ibu ! "
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar ('afwan yah nyindir yg pacaran), kita pasti lebih peduli dengan pacar. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita...??

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi...

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita,
lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.


Semoga bermanfaat

Wassalaamu'alaikum wr. wb.

KUNJUNGI : yosimitsu.blogspot.com
lpiifeunri.socialgo.com

Rabu, 11 Februari 2009

Link Silaturahim Pergerakan


Melalui surat ini kami menyampaikan undangan terbuka kepada Anda sekalian untuk terlibat aktif berdiskusi di millist pikatan@googlegroup s.com. Millist ini adalah sarana diskusi para perantau asal Temanggung Jawa Tengah yang beraktivitas dalam gerakan lokal. Kisahnya, Juli 2006 lalu kami menerbitkan sebuah media Koran lokal terbit bulanan Stanplat Temanggung.



Media ini selain sebagai alat mengonsolidasikan para perantau untuk "memikirkan" Temanggung, juga sebagai alat kontrol pemerintahan Temanggung. Terbit 16 Halaman dengan arus edar 3000eksemplar. Beredar 2500 eks di Temanggung dan sisanya beredar di perantau.



Tahap selanjutnya adalah membentuk organisasi yang memiliki komitmen gerakan lokal bernama PIKATAN (Perkumpulan Independen Komunitas Temanggungan) . Kemudian para aktivis PIKATAN membentuk sebuah organisasi sayap bernama Komunitas Tanah Merdeka (KTM) yang bergerak di bidang seni dan budaya. Beberapa bulan setelah itu para aktivis PIKATAN membentuk Lumbung Zakat Temanggung (LZT) sebagai lembaga yang bergerak pada kegiatan derma berbasis agama Islam.



Dalam dua tahun ini kami sudah memiliki sebuah organisasi induk PIKATAN dengan media Stanplat, Wadah seni/budaya KTM dan Kegiatan Karikatif di LZT. Perkembangan ini tentu sangat membahagiakan.



Prinsip dari semua organisasi tersebut selalu mengacu pada konsep gerakan lokal di mana setiap aktivitas dimaksudkan untuk memberdayakan kekuataan dan potensi lokal di era globalisasi. Sarana komunikasi internet benar-benar membukakan pintu seluas-luasnya kepada kita untuk bergerak tanpa harus berpijak pada konsep organisasi tradisional yang 100 persen mengandalkan kerja tatap muka.



Kami bisa melakukan rapat, kerja dan koordinasi tanpa harus secara khusus mengalokasikan waktu pertemuan. Basis gerakan kami pada prinsipnya adalah e-activities, -sekalipun dalam beberapa hal yang penting tetap membutuhkan pertemuan tatap muka.



Dua tahun perjalanan gerakan lokal masyarakat perantau asal temanggung membuat kami merasa penting untuk instropeksi dan membuka diri. Derap globalisasi dan perkembangan wacana yang demikian cepat menyadarkan kepada kami agar tidak terkungkung berhubungan dengan sebatas warga Temanggung. Sekalipun beberapa aktivis daerah lain sudah mengenal gerakan kami, namun itu tidak cukup. Kami membutuhkan partisipasi dari para pegiat gerakan lokal di daerah lain untuk saling berbagi,-syukur- syukur bisa berkontribusi bersama kami di organisasi PIKATAN. Sekalipun PIKATAN adalah organisasi lokal berbasis komunitas kedaerahan, bukan berarti warga non Temanggung tidak boleh terlibat. Bahkan dalam AD/ART Pikatan sendiri warga Non Temanggung diberikan kesempatan untuk ikut terlibat dalam gerakan ini. (lihat di AD/ART http://pikatan. wordpress. com



Gerakan Lokal bagi kami adalah cara kita membangun Indonesia melalui basis-basis riil masyarakat di era global. Karena itu kami juga sangat senang bersinergi dengan komunitas gerakan lain yang memiliki prinsip serupa. Para aktivis mahasiswa, aktivis LSM, Jurnalis, politisi dan lain sebagainya sangat kami harapkan menaruh kerjasama dalam gerakan ini.



Dengan senang hati kami mengundang Anda sekalian untuk berkumpul dan berdiskusi di millist pikatan@googlegroup s.com. Kirim email kosong ke pikatan-subscribe@ googlegroups. com. Masukkan biodata singkat Anda agar kita saling mengenal satu sama lain. Jika biodata Anda tidak berkenan dibaca publik millist, anda bisa mengirim ke email sekretaris pikatan fahru83@gmail. com.



Salam persahabatan


Anif Punto Utomo

Ketua Umum PIKATAN



Fahrudin Al-Aswad

Sekretaris PIKATAN

(Hp 08156801352)



Kunjungi situs kami

http://pikatan. wordpress. com

http://stanplat. blogspot. com



Bagi Anda yang ingin berlangganan Stanplat Temanggung edisi cetak hubungi Sdr Irawan Prasetyadi.08151409 6252. atau Hubungi Andy Yoes Jl Galur Sari Selatan VIII No 19 H Utan Kayu Jakarta Timur O21-85901440/ 02168339197

MOTIVASI FOR FOSMEK MANIA


Assalamu'alaikum wr.wb...
Shahabatku yang terkasih
Senantiasa syukur kepada Allah selalu kita tunaikan, beriringan shalawat dan Salam kepada manusia agung, santun nan Anggun.
Semoga pengawalan sharing saya, shahabat seperjuangan semua mendapatkan kebahagian hidup di hari indah ini. Kesuksesan karir yang sedang anda jalani adalah doa saya untuk anda wahai shahabat...


" Selamat Malam, saya Mario Teguh, perkenalkan ini istri saya Ibu Linna "...

Itulah kata-kata tak terlupakan, pertemuan pertama saya dengan pembicara yang arif dan bijaksana dalam berpetuah...

sungguh kesan yang sangat indah, saya bisa hadir di O'Chanel. Mendapatkan nasehat-nasehat bijak dari bapak Mario Teguh. Tidak hanya di studio, juga untaian mutiara beliau di ruang tunggu sebelum melangkah ke kamar siaran...

Shahabatku yang penyayang...
Hadir di O'chanel bertatap muka dengan Motivator Bapak Mario Teguh adalah sebuah niat dan Mimpi yang saya takutkan. Manalah mungkin seorang mahasiswa seperti Rahmadsyah bisa hadir disana. Namun tiadalah mustahil bagi sang Maha Pemungkin. Sang Penyayang getarkan pribadi bijak Bapak Eko Purwanto. Termasuklah saya dalam list undangan peserta O'Chanel edisi "Professional Biggest Fear"...

Syukur terpanjatkan kepada Yang Maha Esa. Saya bisa hadir di O'Chanel mendahului para shahabat yang lain ; Bapak SM Jimmy, SM Isti, SM Yusuf, SM Krishendra, dan SM Mauluddin. disana telah hadir juga Bapak Eko Purwanto.
Bapak Eko mengizinkan kita untuk mengisi daftar hadir, disertakan pointers yang akan di ulas oleh Pak Mario Teguh. kita Diizinkan untuk membacanya terlebih dahulu, bila ada kata-kata yang belum difahami, agar bisa di tanyakan kepada Pak Mario sebelum Live...

Jam 20.00 wib penjelasan mengenai potinters dimulai. Bapak Mario duduk ditengah didampingin oleh Ibu Linna yang setia. Perjalanan waktu menuju 21.00 adalah detik-detik emas. Karena disana banyak jawaban-jawaban hidup, kita dapatkan.

Petuah yang paling bermakna bagi saya adalah tentang cita-cita menjadi PENASEHAT. Karena impian besar dan sedang saya jalani adalah menjadi Motivator & Teraphist. Selama ini saya betanya-tanya kepada diri sendiri " Apa yang semestinya kita lakukan, bila ada sahabat bertanya perihal yang belum pernah kita alami. Namun secara teori dan ilmu kita mengetahuinya ?"

Bapak Mario dengan bijak menerangkan...

Dalam memberi nasehat ada 2 hal wajarnya diperhatikan. Pertama, sewajarnya apa yang akan kita nasehati sudahlah kita jalani. Kedua, bila kita belum mengalaminya, dan kita tahu caranya, tetap sampaikanlah. Karena setelah kita menasehati, BELIAU akan mengkaruniai kita pengalaman tersebut...


Wejangan bijak lain yang mengispirasi adalah

" Penderitaan, kemiskinan, Kelaparan, Kesedihan, Kegagalan dan kegundahan hidup yang kita alami adalah anugerah Maha Pencipta kepada kita, untuk bisa memahami dan mengerti akan kehidupan saudara kita lainnya "


Shahabat Pembaca terkasih...
Bisnis Art with Mario Teguh di O'Chanel semalam memang sedikit lebih berat materinya. Karena yang disampaikan adalah tentang pribadi penakut yang kita miliki. Namun beliau memberikan formula bagi kita, bagaimana menggunakan ketakutan tersebut menjadi modal keberanian kita.

Hanya seseorang yang takut yang bisa bertindak berani.
Tanpa rasa takut itu - tidak ada apapun yang bisa disebut BERANI.
( Super Point )

Sungguh petuah yang memberi kita inspirasi untuk bertindak.

Berperilaku baik dan pekerjaan mulia adalah perintah Tuhan. mengapa kita takut melakukan dan bertindak bila itu keinginan - Nya. Karena perbuatan baik kita adalah kecintaan Maha Pengasih. Sudah pasti BELIAU akan membantu dan Meridhai langkah kita.

Orang-orang yang bertanya akan dijawab, Mengetuk pintu dibukakan, Mencari akan ditemukan, berdoa akan dikabulkan. Pertanyaannya ; Apa yang sedang kita lakukan ?

Shahabat yang mulia...
Izinkan saya mengutip kembali kata-kata bijak bapak Mario tentang sang Pemberani ;

Seorang yang berani, bersedia melakukan sesuatu yang penting bagi kecemerlangan hidupnya, ...

Meskipun dia belum berpengalaman

Meskipun dia tidak memiliki uang untuk itu

Meskipun banyak orang meragukan kesempatan keberhasilannya

Meskipun telah banyak orang gagal dalam upaya yang sama

Meskipun sama sekali tidak ada jaminan

Meskipun sebetulnya dia sangat ketakutan, dan
Meskipun lebih mungkin baginya untuk gagal.
( Mario Teguh )

Karena

Keajaiban berpihak kepada yang berani.
( Super Point )

Mudah-mudahan sharing singkat ini, memberi warna baru bagi kehidupan kita semua, agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. Sebagai penutup berikanlah waktu sejenak, untuk menukil kembali super tips indah ini ;
Seandainya saja kita berfikir jernih, dan memutuskan bukan dari keadaan lemah,
tetapi dari keadaan yang menginginkan kekuatan ; memutuskan bukan dari kesedihan,
tetapi dari kemarahan ; memutuskan bukan dari ketakutan ; memutuskan bukan dari pembayanganf kegagalan,

tetapi dari kegembiraan dalam menyambut keberhasilan; dan bukan dari ketakutan akan berkurangnya pendatapatan, tetapi dari keihklasan dalam meyakini janji Beliau Yang Maha Menghargai Upaya.

Setelah itu - bahkan rasa takut pun, akan berasa manis.

Jundi_1988@yahoo.com
yosimitsu.blogspot.com

Minggu, 01 Februari 2009

Low Bed Trailer

"Pa…, seperti orang lagi kelebihan duit aja... Ngapain bagi-bagi duit sampai segitu banyak..?!" tanya Ima kepada Zainal suaminya. "Sudahlah Ma, pokoknya aku mau berbagi rezeki kepada keluarga di kampung kita ini, insya Allah pasti dibalas berlipat-lipat olehNya" jelas Zainal kepada Ima.
***
Tahun itu Zainal sedang pulang mudik Iedul Fitri ke kampungnya di Maninjau, Bukit Tinggi. Sebagaimana urang awak di perantauan, kembali ke kampung setiap kali lebaran Iedul Fitri adalah sebuah tradisi yang jangan sampai terlewatkan. Mereka yang mencoba peruntungan nasib di perantuan dan sudah sukses, akan kembali dengan membawa sedikit rezeki mereka setiap kali lebaran demi berbagi untuk handai taulan di kampung yang kurang bernasib baik.
Itu juga yang dilakukan Zainal setiap tahun. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2004, Zainal membawa uang untuk disedekahkan dengan nilai hampir Rp 40 juta. Padahal di tahun sebelumnya, kisaran sedekah yang ia berikan antara 5-10 juta saja.
***
Allah Swt tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa untuk membalas kebaikan setiap hamba-Nya.
***
Usai cuti lebaran Zainal kembali masuk kerja. Para karyawan menyambutnya seraya bersalaman mengucap selamat Iedul Fitri. Suasana halal bi halal terasa kental di lingkungan kantor Zainal. Kini ia sudah masuk ke dalam ruangannya. Ia berdiri di antara kursi dan mejanya. Namun sebelum ia duduk, hp yang ia bawa terdengar berbunyi.

"Pak Haji Zainal, selamat Iedul Fitri dan mohon maaf lahir batin! Ini Joko rekanan kerja bapak…" terdengar suara di seberang telpon Zainal. "Oh sama-sama pak Joko… Mohon maaf lahir batin juga ya!" sahut Zainal. "Begini pak haji..., saya ingin minta bantuan yang sedikit mendesak. Saya tahu pak haji Zainal usahanya bukan dibidang beginian. Tapi barangkali pak haji bisa bantuin saya cari barang..." jelas Joko. "Nyari barang apa, pak Joko?!" tanya Zainal. "Bapak tahu pantat low-bed khan?!*) perusahaan saya mencari yang seken/bekas. Kira-kira haji Zainal bisa bantuin nyari gak ya....?" tanya Joko.
Terus terang Zainal belum pernah punya pengalaman mencari barang seperti ini. Selama ini bisnis Zainal hanya berkutat seputar dunia forwarding (pengiriman barang). Namun anehnya Zainal mengiyakan tawaran itu. "Kalau haji Zainal bisa bantu cariin, saya mohon dalam 3 hari ini ya...!"
Pembicaraan pun terputus setelah tenggat waktu 3 hari yang disepakati mereka berdua. Usai telpon ditutup, maka kini Zainal berpikir keras hendak mencari kemana barang yang dimaksud?
***
Sudah puluhan kenalan ia kontak. Beberapa tempat industri sekeliling Jakarta sudah ia sambangi. Namun semua itu tidak memberikan hasil apa-apa. Padahal tenggat waktu tersisa 1 hari lagi.
"Subhanallah. ..!!!" Zainal terhenyak dari duduknya di atas mobil. Seolah ia baru saja mendapatkan ilham dari Allah atas keberadaan sebuah pantat low-bed yang pernah ia lihat. "Kita ke Padalarang, pak...!" seru Zainal kepada supirnya.
Hati Zainal cemas penuh harap. Teringat peristiwa hampir 3 tahun sebelumnya bahwa ia pernah melihat sebuah pantat low-bed ditaruh di pinggir jalan Padalarang dengan sebuah papan bertuliskan DIJUAL. Padahal saat itu kondisi jalan gelap karena malam dan hujan pun mengguyur sepanjang perjalanan. Saat itu Zainal melihat barang itu tanpa sedikit pun perhatian. Namun kini, ia berharap kepada Allah, semoga pantat low-bed itu masih teronggok di sana.
***
Allah mengabulkan doa Zainal. Setibanya di sana, ia dapati pantat low-bed berwarna kuning itu sudah banyak berkarat. Segera saja ia mengontak pemiliknya. Dan rupanya pemiliknya mau menjual murah barang tersebut. Maka disepakatilah antara Zainal dan pemilik low-bed itu nilai Rp. 50 juta.

Malam itu juga Zainal menelpon Joko memberitahukan bahwa ia sudah menemukan barang yang dimaksud. Joko senang mendengar kabar ini, dan ia berjanji esok pagi akan membawa serta bossnya seorang expatriate bernama Phillip. Maka keesokan pagi mereka semua datang ke lokasi pantat low-bed untuk check fisik.
Hati Zainal agak sedikit khawatir sebab biasanya orang asing agak rewel kalau membeli barang. Apalagi pantat low-bed ini sudah berkarat di sana-sini.
Namun jauh di luar dugaan Zainal, rupanya Phillip merasa puas dan ia merekomendasikan agar barang tersebut langsung dibeli.
Maka usai melihat barang tersebut. Masing-masing mereka pulang dengan kendaraannya.
***
Di atas mobil sepulangnya dari Padalarang, Zainal ditelpon Joko. "Pak Haji, Alhamdulillah boss saya sudah setuju dengan barang tersebut. Silakan kirim surat penawaran harganya kepada kami. Di-fax aja biar langsung saya ajukan ke atasan!" jelas Joko melalui handphone. Zainal pun mengiyakan.

Keesokan paginya, Zainal membuat surat penawaran yang diminta. Dalam surat tersebut ia tulis semua spesifikasi pantat low bed yang dimaksud. Maka saat hendak menulis harga ia berhenti sejenak… Zainal agak bingung mencantumkan berapa harga yang mau ditawarkan. Dalam hal ini ia belum punya pengalaman. Namun bismilllah, dengan nama Allah ia beranikan diri mencantumkan harga Rp 175 juta.
Usai dibuat, surat penawaran itu pun difax langsung ke nomer kantor Joko.

Belum lama berselang, hape Zainal berdering dan ternyata dari Joko. "Saya sudah terima surat penawaran dari pak haji. Tapi kayaknya harganya terlalu mahal tuh!" Joko membuka pembicaraan. "Silakan saja pak Joko kalau mau tawar..!" sambut Zainal.
"Kalau boleh nawar bisa gak Rp10 juta…?!" tanya Joko. Mendengarnya Zainal kaget dan langsung membalas, "Yang benar saja, pak Joko. Masa harga Rp 175 juta ditawar cuma 10 juta?!"
"Eh... maksud saya bukan nawar barang itu menjadi 10 juta, tapi saya bermaksud bisa gak barang tersebut saya tawar harganya menjadi berkurang 10 juta dari angka yang ditawarkan. Jadi harganya 165 juta, bisa gak pak haji?!"
Subhanallah. ..., Zainal seolah tidak percaya dengan tanggapan dan penjelasan Joko. Ia pun langsung bersemangat dan mengatakan, "Gak ada masalah, silakan saja ambil barang itu dengan harga yang pak Joko bilang!"

Pembicaraan pun disudahi dan setelah mendapatkan surat pembelian barang dari perusahaan Joko, maka Zainal pun mengirimkan pantat low-bed itu ke gudang perusahaan Joko. Dalam beberapa hari dana Rp 165 juta sudah terkirim ke rekening Zainal.
***
Sore itu Zainal pulang ke rumah dengan hati berbunga-bunga. Ia bernyanyi dan bersiul mengekspresikan hatinya yang riang. Masuk rumah ia tidak langsung ke kamar dan berganti pakaian. Ia duduk di ruang tamu sambil terus bernyanyi dan bersiul. Istrinya memperhatikan gelagat aneh ini. Kemudian Ima sang istri bertanya kepada Zainal apa yang terjadi. Zainal menukas, "Nih lihat dalam buku tabungan ada uang masuk gak...?" Begitu melihatnya, Ima langsung berujar, "Alhamdulillah. ..., rezeki dari mana nih Pa?" Zainal langsung berkomentar, "Ini adalah balasan dari Allah saat kita berbagi rezeki kepada kerabat di kampung kemarin. Kamu lihat sendiri khan berapa besar Allah langsung membayarnya? !"

Ima pun mengangguk mengiyakan penjelasan suaminya. Keduanya kini sadar bahwa berbagi di jalan Allah akan mendatangkan balasan berlipat ganda. 40 juta rupiah yang mereka bagikan, hanya dalam hitungan hari dibalas menjadi Rp 165 juta.
Inilah perniagaan yang tiada pernah merugi. Apakah ada tawaran bisnis yang lebih baik dari ini? Hendak kemana kalian berpaling?!"
Kunjungi ; yosimitsu.blogspot.com

Sabtu, 31 Januari 2009

DILEMA DEMOKRASI


Minggu,28 Januari 2008 jam 11.53 HP kesayanganku berbunyi. 1 pesan diterima!. Begini is pesannya :
Kata Komando Laskar Jihad Poso, Jafar Umar Tholib, Demokrasi itu najis!.Kata Ketua FPI, Habib Rizieq, dalam Islam tidak ada demokrasi. Menurut anda?
Pengirim pesan singkat itu mengatasnamakan FOSMEK 06.

Waktu itu, saya jawab sedikit, karna dengan SMS tidak mungkin di jelaskan. Akhirnya saya berjanji kepada si"FOSMEK 06 Mania" tersebut untuk menulis tentang demokrasi (tentunya menurut pandangan ane)di blog ini. Yup la, berikut ulasannya.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/kratein , yang berarti kekuasaan/berkuasa. Sedangkan menurut asal katanya Demokrasi berarti “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people“. Jadi, maksud Demokrasi adalah Kekuasaan dan Kedaulatan di tangan rakyat. Jelas ini sangat bertentangan dengan Islam karena, di dalam Islam Kekuasaan dan Kedaulatan itu hanya milik Allah!.
Ibn Rusyd (Averroes) seorang filosof muslim Andalusia termasyur sekaligus pensyarah buku-buku Aristoletes menerjemahkan demokrasi dengan "politik kolektif"(as siyasah al jama'iyah). Sedang dalam ilmu sosiologi, demokrasi adalah sikap hidup yang berpijak pada sikap egaliter (mengakui persamaan derajat) dan kebebasan berpikir. Meski demokrasi merupakan kata kuno, namun demokrasi moderen merupakan istilah yang mengacu pada eksperimen orang-orang Barat dalam bernegara sebelum abad XX.
Dalam bukunya yang berjudul TAUHID, Ismail Raji’ Al-Faruqi menyatakan bahwa sistem yang bisa diterima sebagai sistem Islami adalah bukan teokrasi ataupun demokrasi, tetapi nomokrasi, dimana kekuasaan berada dalam aturan syari’at. Coba kita tengok sejarah lama kita sejak zaman Rasulullah hingga khulafaur rasyidin. apakah mereka menentukan kebijakan politik, terutama masalah kepemimpinan kepada rakyat? ataukah sebuah majelis syura yang menentukannya. Contohnya sebuah partai politik yang selama ini menyatakan diri sebagai partai dakwah yang secara praktis terlibat dalam demokrasi pada negara republik indonesia, namun untuk urusan kepemimpinan di partainya sendiri, tak ada demokrasi, yang ada hanyalah taqlid dan tsiqah terhadap keputusan elite harakahnya.
Bersambung..

Minggu, 18 Januari 2009

SELAMATDAN MUSTI SELAMAT


SELAMAT DAN MUSTI SELAMAT


Tahun bertambah
Umur bertambah
Jatah umur..?

Tahun berubah
Diri..?

Tahun telah bergnti
Intropeksi..!!!

Keluarga Besar FOrum Silaturahim Mahasisiwa Ekonomi 2006 (FOSMEK'06)
MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU 1430 H"
Terus berkarya..
Allahhuakbar..!!!

Rabu, 07 Januari 2009

Problematika Dakwah Kampus


Setiap dari kita, harus bisa memberikan kontribusi yang jelas terhadap dakwah kita!.
Maksudnya adalah, setiap masing – masing individu yang merasa sebagai kader dakwah harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada mahasiswa – mahasiswa di kampus. Jadi agar kita tidak dibilang eksklusif oleh mereka kita harus berbaur dengan mereka dengan catatan, kita harus mewarnai bukan diwarnai !.
Terkadang saya heran, banyak di antara muharik – muharik dakwah yang terlalu menjaga jarak dan jarang berkumpul dengan mahasisiwa ammah, sehingga julukan Ekslusif pun di sematkan kepada mereka. Bagaimana tidak?, jika para Akhwat lebih sering berkumpul dengan sesama Akhwat dari pada mahasisiwi yang ammah dan para Ikhwan lebih sering berkumpul dengan sesama Ikhwan daripada dengan mahasisiwa ammah, wajar saja kalau julukan itu di anugrahkan kepada aktivis dakwah kampus. Tentu saja julukan itu malah membuat gerakan dakwah menjadi terhambat. Jika seperti ini, jangan merasa heran jika orang – orang yang bisa di ajak untuk mendekati jalan Allah pun sedikit.
Ketika saya mengatakan hal ini kepada teman saya, mereka berkata “ Akhi, kita sudah berusaha untuk mendekati mereka kok,”. Ketika saya katakan untuk berbaur dengan mahasisiwa yang ammah, merka menjawab, “ Untuk mendakwahi mereka, kita nggak perlu mengikuti gaya mereka,” .
Menurut saya, tidak semua ucapan itu benar. Bukankah bergaul dengan mereka merupakan bagian dari Muamalah?. Sedangkan yang namanya Muamalah, selagi tidak ada syari’at yang melarang boleh di lakukan. Berbeda dengan Ibadah, yang jika tidak ada tuntunan syari’at tidak boleh di lakukan. Nah, jadi intinya selagi gaya mereka tidak dilarang Syariat, maka boleh kita ikuti. Akan tetapi jika gaya itu jelas – jelas bertentangan dengan Syari’at, maka kita wajib untuk meninggalkannya !.
Selain itu, kita harus merubah prilaku kita. Saya lihat, kebiasaan kader – kader dakwah sekarang pagi kuliah, terus nongkorong di mushola, habis itu kuliah lagi dan habis Zuhur langsung menghilang dari kampus, entah itu berdakwah di luar atau langsung pulang ke rumah.. Saya tidak meyalahkan aktivis – aktivis dakwah kampus yang berdakwah diluar kampus karna dakwah memang tidak memilih - milih waktu, tempat maupun objek. Akan tetapi yang menjadi catatan penting adalah, sebagai aktivis dakwah kampus, maka objek dakwah yang vital bagi kita adalah para mahasiswa-mahasiswa di kampus yang belum tersentuh oleh dakwah!. Ini merupakan sebuah tantangan besar bagi kader dakwah kampus! Jadi kader dakwah kampus, tidak hanya berdakwah diluar saja. Seperti mengajar ngaji didesa-desa, bakti sosial, dll. Tidak hanya seperti itu. Ingat, jangan sampai karena sibuk mengurusi dakwah di luar dakwah di kampus menjadi terlalaikan. Seharusnya kita harus membenahi juga rumah kita sendiri, yaitu kampus kita.
Untuk itu, setiap kader seharusnya bisa bersosialisasi dengan masyarakat kampus. Setidaknya menjelaskan beberapa hukum – hukum Syari’at yang ringan. Dan, untuk selanjutnya kita bisa mengajak mereka dalam kelompok halaqoh yang kita samarkan namanya dengan kelompok diskusi.

Wallahu alam Bisshawab
Kunjungi : yosimitsu.blogspot.com